Tentang Buku
Sejak kecil, saya pecinta buku. Buku
itu udah seperti pintu kemana saja-nya saya untuk melihat dunia. Almarhum abah
saya membiasakan saya cinta sama buku sejak saya masih sangat kecil. Kebetulan,
dulu, di kantor abah menyediakan aneka buku, majalah sampai komik yang boleh
dipinjam bergiliran dari satu karyawan ke karyawan yang lain. Ingat banget,
dulu, untuk abah, abah pilih majalah Intisari dan Tempo. Untuk saya dan kakak
saya, abah pilih Donal Bebek dan Bobo. Majalah-majalah tadi dipinjamkan kepada
kami selama satu minggu, untuk kemudian dipinjamkan kepada karyawan yang lain. Sampai
majalah edisi terbaru datang, saya harus menunggu 3 minggu sampai satu bulan. Ah,
sebuah penantian yang panjang buat saya, hehehe… yaabes, satu majalah Bobo atau
Donal bebek say abaca habis hanya dalam waktu satu hari Kaka. Gimana gak bête nungguin
giliran bulan depan?
Majalah Bobo itu sudah benar-benar
mendarah daging di saya. Cerita bersambungnya Pak Janggut yang khas banget
dengan buntelannya (apa saja ada di dalam buntelan itu, heran deh,
sampai-sampai saya berangan-anagn pengen punya buntelan seperti itu hahaha)
selalu mendebarkan, Husin dan Asta, Nirmala dan Oki, Bona dan Rongrong, sampai
Bobo beserta keluarganya mulai dari Emak, Bapak, Coreng, Bibi Teliti, Paman
Gembul, aaah apa kabar mereka? Udah pada move on belum sih? Hahaha… teruuus
Donal Bebek, lengkap dengan Guffi, Miki, Mini, Kwek Kwak dan Kwik, Paman Gober,
Klarabella, Kiki dan Koko, hiyyaaaa…
Itu jaman SD. Di luar majalah
pinjaman tadi, kakak ipar saya secara teratur mengirimkan buku Nina ke saya. Aaah
saya cinta Nina! Sayangnya sekarang entah di mana buku-buku itu. Sejak abah
membawa saya dan keluarga kami pindah ke Bunyu Kalimantan Timur, saya gak
pernah lagi melihat buku-buku itu. Nina, Nina, masih terbit gak sih buku Nina
itu? Saya inget banget, Nina itu ilustrasi gambarnya bagus-bagus, terus pakaian
cewek-ceweknya modis-modis.
Meningkat ke jaman SMP. Bacaan saya
juga bertambah. Kalau kelas majalah, bacaan saya tambah dengan Ananda, saya special
langganan majalah ini, karena saya sukaaa dapat bonus poster di bagian tengah
majalahnya, poster-poster keren artis-artis gitu deeh…. Sama saja dengan
Kawanku, majalah itu selalu bikin saya surprise dengan bonus poster artisnya. Jangan
Tanya sama mama saya yaa betapa kamar saya penuh dengan poster artis
ganteng-ganteng, ahahaha… yang masih bertahan sampai sekarang, posternya Ben
Affleck bonus dari majalah Aneka di jaman SMA saya, masih nempel dengan setia
di pintu lemari saya bagian dalam, dan lemari itu memang gak pernah saya pake
lagi sejak saya lulus SMA, dan diisi baju-baju jadul mama saya hihi…
Di jaman SMP, saya betah banget
baca buku-buku tebel sekelas Enyd Blyton kayak 5 Sekawan, Pasukan Mau Tahu
(jadi kangen sama Fatty iniiiih….), sampai cerita gadis-gadis sekolah berasrama
macam Mallory Towers dan St. Claire. Aaah apa kabar Darrel Rivers, Felicity,
Gwendoline, Alicia, dan bu guru bahasa Prancis galak namun kocak, si Mamzelle? Lalu ada Trio Detektif-nya Alfred Hithcock, Sapta Siaga-nya Enyd Blyton
(lagi), Goosebumps-nya RL Stine, The Baby Sitters Club-nya Ann M. Martin, Dear
Diary-nya Carrie Randall, Madita dan Lisbet dan Pippi Si Kaus Panjang-nya
Astrid Lindgren, sampai Lupus dan Olga
karya Hilman. Banyak yaa… iya, banyaaaak… saya dan sahabat saya sampai bisa
buka perpustakaan mini di rumahnya, dan buku-bukunya gabungan buku kami berdua,
trus kami sewakan gituuu ke teman-teman. Tapi sedihnya ya itu, beberapa buku
dipinjam dan gak dikembalikan lagi, gak sepadan banget sama uang sewa-nya yang
gak seberapa, hiks… sediiih banget deh kalau inget itu.
Jaman SMA meningkat lagi, kali ini
kelasnya novel, hehehe… beberapa novel karya Mira W dan Marga T selalu bisa saya lahap dalam tempo gak
lebih dari sehari. Mama saya sampai ngomel kalau saya baru dapat buku baru
(kebanyakan saya dapet buku gratis dari kakak-kakak saya yang kuliah di luar
kota, mhihihi…), gak bakalan denger kalau dipanggil makan dan belajar,
sampai-sampai sering mama terpaksa nyuapin saya kalau saya lagi asyik baca buku
*peluk mamaaaaa…*
Menikah gak mengurangi keintiman
saya sama buku. Novel-novel karya Danielle Steel bener-bener jadi obat bosen
saya ketika kesepian melanda. Dua puluhan novelnya Steel mengisi rak buku saya
sampai sekarang. Buku-buku saya jaman SMP dan SMA hanya sebagian kecil yang
bisa saya selamatkan sampai sekarang, hiks… hey hey, kalo ada obral buku bekas
yang saya sebutin di atas, saya mau banget lhooo…
Semakin ke sini, saya dan pak ayah
seperti sepasang komplotan penggila buku, hahaha… Ini salah satu kecocokan kami
berdua. Kalau saya pengen beli-beli baju atau tas atau sepatu, reaksi pak ayah
selalu penuh perhitungan dan ngecek bolak-balik, itu perlu dibeli gak sih, yang
lama udah bener-bener rusak apa enggak, trus harganya gimana? Hahahahiks…*ngakakperih*
Tapiii kalau sudah perihal buku, biasanya sih benar-benar diusahakan biar bisa
beli, tapi teteup cari diskon, muhahaha…*ciyum sambil cubit pipi pak ayah*
Nah, semakin ke sini, pastinya semakin berat
ya Kakaa kalau mesti memenuhi nafsu berburu buku terus, secaraaa sudah ada 4
bocah yang bakalan ikutan ngantri pengen minta beliin buku juga kalau mereka
tahu emak bapaknya melenggang ke toko buku. Jadi, sekarang pilihan kami jatuh
ke perpustakaan. Iyaa, pinjem di perpustakaan aja ya Kakaa, gratis dan boleh
diperpanjang masa pinjemnya. Kebetulan perpustakaan di Tanjung ini lumayaaan
lengkap dan oke (walo jauh yaa kalau dibandingkan perpustakaan di kota-kota
yang lorong-lorong antara rak itu begitu menakjubkan dan mendebarkan untuk
disusuri, dan bau buku-buku yang tersusun di dalamnya udah seperti sihir yang
membius kita biar betah seharian ngendon di dalamnya).
Cara saya memlilih buku di
perpustakaan hampir sama dengan cara saya memilih buku di toko buku. Saya bakalan memilih banyaak sekali
buku yang kelihatan menarik, lalu saya sortir lagi, untuk kemudian saya putusin
bakaln beli atau pinjem buku yang mana. Biasanya sih tergantung duit di dompet,
hahaha… kalau pinjem di perpustakaan, saya sering kalap, mentang-mentang gratis.
Tapi sekarang sih perpustakaan membatasi jumlah buku yang boleh dipinjam. Satu orang
dengan satu kartu anggota, hanya boleh meminjam maksimal 3 buku untuk satu
minggu. Kadang saya pinjem kartu ayah biar bisa pinjem banyak hahaha….
Tapiii sekarang lebih realistis yaa kalau pinjem
buku. Mau pinjem buku 3 biji untuk satu minggu itu udah gak mungkin banget
(aduuuh jadi kangen sama diri saya yang dulu yang satu novel bisa selesai dalam
tempo 3-4 jam saja hehehe). Di tengah keriweuhan bocah dan kerjaan rumah
tangga, satu buku satu minggu saja sudah untung banget. Mata saya gampang
lelah. Baca beberapa lembar aja udah ngantuk Ceu. Belum lagi tangan-tangan
kecil yang ikut-ikutan kalau saya lagi pegang buku, ya bukunya lah diambil trus
diisep-isep ujungnya trus disobekin, ya kacamata mamanya lah yang dicopotin
trus dijadiin mainan *ciyum gemes si Gaza*… Beberapa buku yang saya beli secara
online belum saya baca loh, bahkan buku-buku yang pak ayah belikan di Jakarta
tempo hari juga belum kesentuh….:p
Karenanya sampai sekarang saya
sedang berjuang memperkenalkan buku kepada anak-anak di rumah, agar mereka
dekat dan cinta kepada buku. Gak bisa saya jelaskan bagaimana asyik rasanya
mengintip ruang tamu sebuah keluarga di Inggris Raya sana melalui buku, atau seperti
tersihir ketika melihat berbagai danau dan pegununguan bersalju di daratan
Eropa sana melalui buku, atau mengendarai mobil mewah, menginap di puri-puri
dan villa di kaki gunung di daratan Eropa, naik trem dan kapal pesiar di dalam buku.
Enggak. Saya gak bisa jelasin itu. Mereka harus mengalaminya sendiri. Mereka harus
menemukannya sendiri.
Buku adalah jendela. Sukma kita melihat
dunia luar lewat jendela ini. Rumah tanpa buku bagaikan ruangan tak berjendela.
[Henry Ward
Beecher, 1870]
Bismillahir
Rahmaanir Rahiim.
Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah Lagi Maha Penyayang.
1.Iqrabismi Rabbikal ladzii khalaq [a].
Bacalah, dengan nama Tuhanmu yang menjadikan.
2.Khalaqal insaana min ‘alaq [in].
Menjadikan manusia dari segumpal darah.
3.Iqra wa Rabbukal akram [u].
Bacalah, dan Tuhan-mu Yang Maha Pemurah.
4.Alladzii ‘allama bil qalam [i].
Yang mengajar dengan qalam.
5. ‘Allamal insaana maa lam ya’lam.
Dia mengajar manusia sesuatu yang tidak diketahui.
Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah Lagi Maha Penyayang.
1.Iqrabismi Rabbikal ladzii khalaq [a].
Bacalah, dengan nama Tuhanmu yang menjadikan.
2.Khalaqal insaana min ‘alaq [in].
Menjadikan manusia dari segumpal darah.
3.Iqra wa Rabbukal akram [u].
Bacalah, dan Tuhan-mu Yang Maha Pemurah.
4.Alladzii ‘allama bil qalam [i].
Yang mengajar dengan qalam.
5. ‘Allamal insaana maa lam ya’lam.
Dia mengajar manusia sesuatu yang tidak diketahui.
(Al-Alaq 1-5)
kunjungan perdana dan salam perkenalan bu, silahkan berkunjung balik, barangkali ibu berminat saya punya banyak vcd pembelajaran anak2, sangat cocok sekali untuk mengasah kecerdasan dan kemampuan anak serta membantu mendidik ,membangun karakter dan moral anak sejak usia dini, semoga bermanfaat dan ditunggu kunjungan baliknya, mohon maaf bila tdk berkenan ^_^ terima kasih
ReplyDeletesyukran atas tawarannya ya Mbak ^_^
DeleteThis comment has been removed by the author.
Deleteberkunjung dihari jumat yag cerah, salam persahabatan ^_^
ReplyDeletesalam balik dari kami Mbak ^_^ nanti saya berkunjung yaa
Delete