Tentang rasa takut itu...
credit |
Imam Ali bin Abi Thalib ra berkata: “Bukanlah
kesulitan yang membuat kita takut, tapi ketakutan itulah yang membuat kita
sulit. Karena itu, jangan pernah mencoba untuk menyerah dan jangan pernah
menyerah untuk mencoba. Maka jangan katakan kepada Allah SWT bahwa kita punya
masalah, tapi katakanlah kepada masalah itu bahwa kita punya Allah SWT”
Semalam suami saya
dapat SMS kalimat di atas dari salah satu temannya. Entah mengapa saya merasa SMS itu pas sekali dengan
keadaan saya sekarang ini. Kok bisa tau yah, dia? Saya sedang diliputi ketakutan dan rasa panik yang
sepertinya berlebihan. Mengapa? Sudah masuk (atau mendekati) HPL,
sodara-sodarah!
Waktu menerima SMS
itu, si abang sedang bersiap-siap berangkat kerja. Sementara saya sedang
tenggelam dalam rasa panik. Entah mengapa, seperti segulung ombak yang sedang
mencoba menerjang saya yang sedang berdiri diam. Waktu abang pamit ke saya dan
si dedek di perut, tumpahlah airmata saya. Saya sudah gak bisa membendung lagi.
Saya cuma bisa bilang, biar abang cepet pulang, HPnya dibawa, trus saya minta
maaf ke abang kalo-kalo saya ada kesalahan… lebay yah? Abang ya bingung, ada
apa dengan saya. Trus saya cuma bilang “takut…”
Dan tumpah (lagi) lah
air mata saya di pelukan abang…
Abang cuma berbisik “istighfar
ya sayang… insyaAllah abang akan ada di samping ade nanti…”
Sepeninggal abang,
saya yang masih di tengah gelombang panik mengirim SMS kepada salah satu teman
dunia maya saya yang juga seorang doula persalinan. Saya tumpahin semua
keresahan saya. Saya ceritakan semua kekhawatiran-kekhawatiran saya. Alhamdulillah
beliau langsung kasih feed back dan kasih saya banyaaak sekali saran dan
kata-kata menenangkan. Gak cukup via SMS, beliau share lagi di message FB. Satu hal yang mbak Eky bilang ke saya, yang bikin saya tersadar, adalah kata-kata ini ; "Melahirkan itu gak sakit, kok, hanya letih yang berlebihan saja. Kalaupun qodarullah harus merasakan sakit, nikmati saja rasa itu sebagai pengguguran dosa yang paling mudah... Bukankah setiap rasa sakit yang diterima seorang muslim dengan ikhlas itu ibarat gugurnya daun-daun yang merontokkan dosa? Jadi gak perlu takut, Allah tidak akan menyia-nyiakan hambaNya..." Syukran
katsiran, Mbak Eky… Allah yubarik fiik,
allahumma aamiin…
Baiklah, sekarang sudah duduk kembali
di depan laptop dan berusaha membuang pikiran-pikiran yang bikin energi terkuras
gak jelas, lalu mulai menulis lagi. Yah walopun yang ditulis juga berupa curcol
gak jelas. Heheheh…
Masukkan satu apel busuk ke satu keranjang buah. Maka akan cepat sekali, ikut busuk buah2 lainnya.
Hei, lantas kenapa orang membiarkan satu pikiran negatif melintas dan masuk ke dalam hatinya? Padahal itu juga bisa merusak satu hari yang indah, bahkan berminggu2 waktu yang seharusnya menyenangkan? Segera buang.--Tere Lije
Dan, oh ya, saya cuma mau bilang ke rasa resah, takut dan panik saya semalam, bahwa saya punya Allah. Dan Dia, sungguh sebaik-baik penolong. So, enyahlah dari kepala saya!
“Kenapa harus takut gelap kalau ada banyak hal indah yang hanya bisa dilihat sewaktu gelap?-Nishimura Kazuto” ― Ilana Tan, Winter in Tokyo:)
Kadang segala rasa takut, resah, panik, dan sebangsanya, membuat rasa syukur tak lagi nampak. Alhamdulillah, kini dirimu tlah diliputi syukur yaa..
ReplyDeleteBentar lagi kita sama.. emak dari 4 anak.. :)
iya mbaak, subhanallah yah jadi ibu itu, mesti ikhlas dan penuh syukur...
DeleteinsyaAllah, mohon doanya ya mbakkuuu...:)