Totally Blue and Random Post --
Begini, kalau kau punya anak dan kau terlalu sibuk dengan nasi yang ditanak di dapur atau debu yang menempel di pojok-pojok lantai atau noda susu di atas meja makan, di situ, di sudut yang lain itu, anakmu sibuk menunggu matamu membalas tatapannya dan untuk menunjukkan gambar matahari dan kupu-kupu di buku gambarnya. Sial, lagipula sejak kapan seonggok debu menjadi lebih penting daripada binar mata yang menunggu?!
Lalu kalau kau terlalu sibuk dengan
media sosialmu dan notifikasi email masuk tanpa henti dari milis parenting yang
kamu ikuti, kenyataan bahwa anakmu ada di sampingmu dan menunggu untuk
kamu dengarkan ceritanya di sekolah hari ini tidakkah membuatmu cukup tampak konyol dan menyedihkan?
Kalau kau galau tidak bisa me time
dengan setumpuk buku yang baru kau beli di pameran buku kemarin, maka tubuh kecil itu sedang rindu untuk kau peluk dan kau bisiki bahwa kau
bangga padanya.
Seperti tweet Pidi Baiq kemarin yang berhasil membirusendukan hati. "Anakmu memang butuh uang, tapi dia lebih butuh bangga siapa orang tuanya"
Seperti tweet Pidi Baiq kemarin yang berhasil membirusendukan hati. "Anakmu memang butuh uang, tapi dia lebih butuh bangga siapa orang tuanya"
Jangan menunggu sampai dia pergi
dan kemudian kamu menyesal lupa memeluknya.
Dan jangan menunggu dia bangun tengah
malam untuk sekedar bertanya “Mama sayang gak sama aku?” di tengah isak
kesepiannya.
***
Dengan segala keterbatasanku,
dengan segala kekuranganku, maka detik ini, memohon kepada Tuhan sepertinya masih masuk akal,
agar untukku diberikan tangan-tangan yang panjang yang bisa memeluk kalian
semua di saat bersamaan, meminta waktu sehari lebih dari 24 jam agar kita punya
waktu lebih panjang, hati seluas samudera untuk mencintai kalian
sesempurna-sempurnanya, agar tidak ada lagi tanya “Mama sayang gak sih sama
aku?” , agar kebersamaan kita tidak diganggu oleh cucian piring, tumpukan baju
dan gumpalan debu di pojok ruangan.
Maka demikianlah, kalau-kalau aku tidak sempat mengatakan kepadamu, atau menjawab tanya tengah malammu, atau
membalas pelukanmu, atau mendengarkan celotehmu, atau menyimak cerita tentang
ibu guru baru di sekolah atau tentang si jelita berjilbab yang tomboy yang
menarik perhatianmu, perbolehkan aku menyampaikannya.
Maafkan. Untuk keterbatasan. Untuk
kekurangan. Untuk masa lalu. Untuk saat ini. Untuk besok. Untuk sepanjang hidupmu.
**entah karena pelukan ayahmu sedemikian erat atau sesal yang membuncah akibat peristiwa-peristiwa masa lalu atau karena terlalu banyak kopi, I just cried...**
--postingan dibuat 3 malam yang lalu--
**entah karena pelukan ayahmu sedemikian erat atau sesal yang membuncah akibat peristiwa-peristiwa masa lalu atau karena terlalu banyak kopi, I just cried...**
--postingan dibuat 3 malam yang lalu--
i heart youu.... ini galaunya ibu2 bangeeet.... apalagi ibu yg ngerasa waktu bersama anak2nya sangat terbatas seperti aku ini.
ReplyDeletedan kagum ih,,, galaumu bisa menghasilkan susunan kata yang begini indah... sukaa deh sm pilihan kata2nya...
sepertinya semua ibu merasakan hal yang sama ya mbak, mau itu ibu bekerja atau ibu stay at home kayak aku... waktu tersita untuk urusan domestik rumah tangga, kadang sampe gak sempet sekedar memeluk atau main bareng...:(
Deletehehe, kalau nulis pas galau, emosinya dapet mbak, coba deh ^_^
samaaa kayak mbak Ntuk, sukaaaa pemilihan kata2nya. Galau, sedih, tapi maniiisss banget. :)
ReplyDeletesyukron mbak cantiiik ^_^
DeleteIyaaa aku jg suka bgt pemilihan kata2nya. Dan langsung konyol ketika aku baca ini sambil makan bubur kacang sementara barra main sm si mba. Lagi nyusuin pun pengen bgttt sll pegang hp. Duh, peluk barra dulu. Aku mau main sehariaaan sama dia
ReplyDeletekadang aku juga sengaja matiin hp lho Fen, biar bisa khusyuk sama anak-anak huahahah...*ngakak miris*
Delete