Cerita Untuk Semesta : Sounding With Love


Minggu, 17 Februari 2013

Hai, nak, mama nulis lagi. Sudah berapa lama sejak terakhir mama posting ya? Oh iya, sebelum eksekusi kuku jari mama. Hmm, kamu mau tau, apa yang terjadi dengan kuku mama akhirnya, nak? Baca di sini aja ya, sayang…:D




Seperti yang sudah mama ceritakan di situ, sebulan terakhir kondisi mama benar-benar drop. Kalah bertarung melawan hormon kehamilan. Ditambah kondisi mama yang terserang flu berat dan proses penyembuhan kuku, jadilah kasur sahabat terbaik mama seharian. Kasur, buku, handphone dan cokelat. Ayahmu meminjamkan buku-buku baru di perpustakaan Adaro. Lumayan mengusir kebosanan. Walaupun yang sering terjadi adalah mama gak pernah membaca sampai selesai buku-buku itu. Keburu mengantuk dan tertidur, ditambah lagi kakakmu yang belum lepas ASI sampai usianya hampir 26 bulan, dan usiamu di kandungan mama sekitaran 8 minggu. Padahal mama sudah sering sounding kakakmu, untuk tidak nenen mama lagi, kalau istilah kerennya : weaning with love. Karena with love itulah, mama gak sudi mengikuti saran orang-orang untuk menyapih paksa kak Jingga. Ada yang nyaranin payudara diolesi pakai minyak kayu putih, balsem, kapur sirih, hiiih… kasihan, mama gak tega, nak. Dalam pikiran mama, proses menyusui yang diawali dengan cinta dan keindahan, kenapa harus diakhiri dengan pemaksaan yang bisa mengakibatkan traumatis?

Sounding pun mama hati-hati sekali, dan mama sudah wanti-wanti ayahmu, agar berhati-hati juga dalam perkataan kepada kakak Jingga. Jangan pernah bilang “udah ya sayang, mimiknya, ini mimik punya adik,…” waaah, bayangkan bagaimana sakitnya perasaan kakak, setelah memiliki selama 2 tahun penuh payudara mamanya, seketika orang-orang sekeliling berkata “ini bukan punya kamu lagi!” balita juga punya perasaan lho!

Paling  banter mama alihkan perhatian si kakak dengan mengambilkan segelas air putih atau mengajaknya mengobrol, bermain atau memberitahunya bahwa dia sudah besar, dan anak besar itu kalau haus minumnya pakai gelas… mama yakin kakak Jingga mengerti setiap perkataan mama. Tapi memang gak bisa secepat itu dia menghentikan kebiasaannya.

Jadi, anakku, untuk sementara ini, boleh ya, kakak Jingga mimik mama, sampai nanti dia terbiasa lepas dari mama dan mengerti nantinya bakal diserahkan untuk adik tersayangnya, kamu. Berjanjilah, nak, nanti kamu harus full ASI seperti kakak-kakakmu, ya?

Bagaimana keadaan di dalam sana, nak?

Sekarang pun mama masih belum sepenuhnya sehat. Mual dan pusing masih sangat mengganggu. Tapi tak seberat minggu-minggu kemarin. Mama sudah bisa menikmati beberapa makanan, walaupun untuk beberapa jenis makanan dan minuman lain mama masih gak kuat membaui, apalagi menyantapnya. Yah, gak terlalu buruk lah. Yang penting gizi untuk perkembanganmu lumayan terpenuhi.

Dan satu lagi, nak, untuk segala ketidaknyamanan ini, mama tak menyalahkan kehadiranmu di perut mama. Bukankah untuk setiap kehamilan, setiap janin memiliki cara sendiri untuk memberitahu kehadirannya pada ibu sang pemilik rahim tempatnya tidur dan seluruh semesta? Ada yang dengan minta bermacam-macam makanan, mulai dari yang susah didapat sampai yang aneh-aneh yang bahkan sebelumnya gak pernah terpikirkan. Ada yang membuat ibunya lemas tanpa daya. Ada yang bikin ibunya mendadak hobi berdandan dan bermanja pada suaminya.  Ya, setiap janin punya sinyal unik untuk mengumumkan kehadirannya, termasuk kamu, nak. Mama hanya minta padamu, sehat-sehatlah di dalam sana… berkembanglah sesuai dengan usiamu. Dengarkan suara cinta dari luar sini. Nikmati detak jantung mama sebagai musik pengantar tidurmu. Manfaatkan segala yang masuk melalui plasentamu untuk tumbuh kembangmu. Ambil segala yang kau butuhkan, sebanyak yang kau mau. Sampai tiba masanya nanti kamu memutuskan untuk keluar dan bergabung bersama kami. insyaAllah.



Comments

Popular Posts