Rindu (lagi)




"Pulanglah kalau kau rindu" ucapnya kala itu. Untuk secangkir seng kopi. Untuk mengobrol tentang tetangga baru. Untuk sepotong sore di kursi rotan.

Tak kutampik sombongku saat itu. Padahal rindu menggelayut, aku masih saja bersembunyi di balik alasan sibuk.

Hey kamu, cangkir seng itu sudah dingin. Sepotong sore pun tunduk dilamar senja.
Masih rindu?

Pulang saja... Lalu mohonkan padaNya pertemuan kembali. 

Kadang aku sampai pada titik di mana aku kehabisan kata untuk menuliskan rindu.
Merapalkannya dalam hening sujud jauh lebih mudah. Meminta agar kelak ada tempat untuk kita kembali berjumpa dan berkumpul di Jannah.


Sekarang bukan lagi tentang menghitung sebesar apa rindu. Tapi seberapa keras doamu untuk menunaikan rindu.

Mari memeluk rindu sembari mengadu :)

Comments

Popular Posts